Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% dalam lima tahun masa kepemimpinannya, yakni periode 2025-2029.
Angka tersebut merupakan target yang tinggi. Pasalnya, sejak terjadi pandemi Covid-19 tahun 2020, secara historis ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di kisaran 5% seperti terlihat pada grafik.
(Baca: IMF Prediksi Ekonomi Era Prabowo Stagnan 5,1% hingga 2029)
Sekalipun tinggi, pemerintah cukup optimistis bisa mencapai target tersebut. Optimisme ini salah satunya disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akhir tahun lalu.
"Kalau permintaan Bapak Presiden Prabowo minta kita tumbuh 8 persen, ini adalah memungkinkan, karena kita pernah mencapai itu," kata Airlangga, dilansir situs Kementerian Keuangan (11/11/2024).
Ekonomi Indonesia memang pernah tumbuh hingga 8,2% pada 1995. Menurut Kementerian Keuangan, pertumbuhan ketika itu didorong oleh beberapa sektor kunci, di antaranya sektor manufaktur atau hilirisasi, industri otomotif, konstruksi, jasa, dan investasi.
Airlangga pun menilai manufaktur atau hilirisasi bisa kembali menjadi sektor yang mendorong tercapainya target ekonomi pada tahun 2029.
"Apa yang harus kita dorong, yaitu sektornya tetap konsumsi harus kita jaga, investasi harus tumbuh sekitar 10 persen, dan ekspor tumbuh 9 persen, dan sektornya tetap di hilirisasi, sektor jasa, pariwisata, konstruksi dan perumahan, ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru yaitu semikonduktor, dan transisi energi," kata Airlangga.
(Baca: Industri Pengolahan Selalu Tumbuh di Bawah PDB Nasional pada 2014-2023)
Kendati begitu, berdasarkan data sampai saat ini, sektor manufaktur tampaknya belum mampu menjadi lokomotif penggerak ekonomi Indonesia.
Hal itu salah satunya tercermin dari tingkat pertumbuhan sektor industri pengolahan yang selalu lebih rendah dari pertumbuhan PDB nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Kontribusi industri pengolahan terhadap PDB nasional juga tercatat kian menurun dalam dua dekade belakangan.
(Baca: Kontribusi Industri Pengolahan terhadap PDB Indonesia Menurun 2000-2023)