Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perekonomian Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp20,89 kuadriliun pada 2023.
Nilai tersebut ditopang oleh industri pengolahan yang berkontribusi Rp3,9 kuadriliun atau 18,67% terhadap total PDB, paling besar dibanding sektor-sektor lain. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan menjadi penggerak perekonomian Indonesia.
Jika dirinci berdasarkan subsektornya, pada 2023 industri pengolahan batu bara dan pengilangan migas berkontribusi 1,92%, kemudian industri pengolahan nonmigas berkontribusi 16,75% terhadap total PDB.
Adapun tren kontribusi sektor industri ini cenderung turun selama periode 2000-2023.
Dalam sekitar dua dekade terakhir, kontribusi industri pengolahan sempat mencapai level tertingginya pada 2001, yakni 29,05%. Tapi setelah itu kontribusinya berangsur-angsur menyusut, seperti terlihat pada grafik.
Pada 2010 terjadi penurunan kontribusi cukup dalam, karena adanya perubahan harga dasar PDB dari seri 2000 menjadi seri 2010.
(Baca: Perekonomian Indonesia Alami Deindustrialisasi?)