Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk Domestik Bruto (PDB) perdagangan besar dan eceran atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp2,2 kuadriliun pada 2021.
Rinciannya, perdagangan besar dan eceran untuk perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya senilai Rp407,88 triliun pada tahun lalu. Sedangkan perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor sebesar Rp1,79 kuadriliun.
Jika diukur menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh 4,65% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Artinya, pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB nasional yang hanya tumbuh 3,69%. Capaian ini merupakan yang pertama kalinya sejak terjadi 2015 seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,69% pada 2021)
Capaian sektor perdagangan besar dan eceran tahun 2021 lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang sempat mengalami kontraksi sedalam 3,78%. Capaian tersebut juga lebih tinggi dibanding sebelum terjadi pandemi Covid-19 yang tumbuh 4,6% pada 2019.
Subsektor perdagangan besar dan eceran untuk perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh 12,1% pada tahun 2021, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi 14,11%.
Demikian pula subsektor perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 3,14% pada tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi 1,37%.
Kontribusi Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Meningkat
Sepanjang tahun 2021 sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi sebesar 12,97% terhadap PDB nasional.
Perdagangan besar dan eceran merupakan sektor dengan kontribusi terbesar ketiga terhadap perekonomian nasional setelah industri pengolahan dengan kontribusi 19,25% dan sektor pertanian sebesar 13,28%.