Mayoritas warga Indonesia tampaknya lebih menyukai pemimpin berjenis kelamin laki-laki ketimbang perempuan. Hal ini tercermin dari laporan World Values Survey (WVS), lembaga riset internasional yang berkantor pusat di Austria.
WVS melakukan survei di berbagai negara selama periode 2017-2022. Salah satu pertanyaannya berbunyi, "Apakah Anda setuju bahwa laki-laki merupakan pemimpin politik yang lebih baik dari perempuan?".
Hasilnya, sebanyak 47% responden Indonesia setuju dan 24,9% sangat setuju bahwa pemimpin laki-laki lebih baik ketimbang perempuan.
Responden Indonesia yang tidak setuju terhadap pernyataan tersebut hanya 24%, dan yang sangat tidak setuju lebih sedikit lagi yakni 3,7%.
Survei ini menunjukkan bagaimana budaya patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama masih dominan di Indonesia.
Hal serupa terlihat di negara tetangga seperti Myanmar, Malaysia, Filipina, dan Thailand, di mana banyak warganya setuju bahwa laki-laki merupakan pemimpin yang lebih baik dari perempuan.
Namun, hal berbeda ditemukan di Singapura. WVS mencatat 53,7% responden di negara tersebut tidak setuju dan 14,6% sangat tidak setuju bahwa laki-laki lebih baik dari perempuan dalam hal memimpin.
Jika diakumulasikan, sekitar 68 dari 100 orang warga Singapura tampaknya sudah menolak budaya patriarki dalam politik, meski di negara-negara tetangganya budaya tersebut masih cukup kental terasa.
(Baca: Indeks Ketimpangan Gender Indonesia, Terburuk di Bidang Politik)