Center of Economic and Law Studies (Celios) menyurvei kekhawatiran masyarakat tentang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Hasilnya, sebanyak 46% responden khawatir penyaluran MBG tidak efisien, seperti karena faktor logistik yang buruk, kurangnya koordinasi antar-lembaga yang terlibat, dan risiko keterlambatan pengiriman makanan ke sekolah.
"Penyaluran yang tidak efisien merupakan masalah serius karena dapat menghalangi anak-anak dari akses terhadap makanan bergizi yang seharusnya mereka terima," tulis Celios dalam laporan bertajuk Mitigasi Risiko Program Makan Bergizi Gratis.
Kemudian ada yang mengkhawatirkan potensi korupsi dalam program MBG (37%), kualitas makanan (14%), dan biaya implementasi (3%).
Celios juga menilai, potensi korupsi program MBG bisa terjadi di tahap pengadaan dan distribusi bahan makanan; manipulasi data penerima manfaat; pengelolaan dana dan anggaran; serta penyimpangan dalam proses pengawasan dan evaluasi.
Survei ini dilakukan terhadap 1.858 responden berusia 18 tahun ke atas yang tersebar di wilayah perdesaan, pinggiran kota, dan perkotaan di Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak, yang dikumpulkan secara digital melalui iklan yang ditayangkan di Facebook dan Instagram.
Celios tidak memerinci waktu pengambilan datanya, namun laporan ini dipublikasi pada 30 Desember 2024.
(Baca: Ini Negara yang Program Makan Gratisnya Didanai Asing)