Menurut survei Center of Economic and Law Studies (Celios), mayoritas atau 59% responden masyarakat Indonesia tidak setuju jika program Makan Bergizi Gratis (MBG) menggunakan bahan impor.
"Hal ini mengindikasikan adanya keinginan kuat di kalangan masyarakat untuk memprioritaskan bahan makanan lokal, yang dapat mendukung perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor," tulis Celios dalam laporan bertajuk Mitigasi Risiko Program Bergizi Gratis.
Di sisi lain, terdapat 21% responden yang setuju impor bahan pangan untuk program MBG, dan 20% menjawab tidak tahu.
Menurut Celios, dukungan tersebut kemungkinan berasal dari responden yang menilai beberapa bahan makanan tidak dapat diproduksi secara lokal, atau kualitasnya lebih baik jika diimpor.
"Celios merekomendasikan 85% pengadaan barang jasa MBG wajib berasal dari UMKM, koperasi, dan produk lokal, menjamin dampak berganda bagi ekonomi daerah," kata mereka.
Survei ini dilakukan terhadap 1.858 responden berusia 18 tahun ke atas yang tersebar di wilayah perdesaan, pinggiran kota, dan perkotaan di Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak, yang dikumpulkan secara digital melalui iklan yang ditayangkan di Facebook dan Instagram.
Celios tidak memerinci waktu pengambilan data, namun laporan ini dipublikasi pada 30 Desember 2024.
(Baca: Rencana Program Makan Siang Gratis Mulai 2025, Siapa Target Penerimanya?)