Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Bank Indonesia (BI) mencatat terjadinya peningkatan pada kebutuhan pembiayaan korporasi pada Oktober 2021. Hal ini tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 16,7%, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 11,1%.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan disampaikan oleh responden pada beberapa sektor. SBT sektor perdagangan meningkat menjadi 3% pada Oktober 2021, sektor reparasi mobil dan motor naik menjadi 0,9%, sektor penyedia makanan dan minuman naik menjadi 0,6%, serta sektor kontruksi naik menjadi 0,5%.
Sebagian besar responden atau 79,8% beralasan kebutuhan pembiayaan meningkat untuk mendukung aktivitas operasional. Sementara itu 35,7% responden membayar kewajiban jatuh tempo. 27,1% responden mengatakan pembiayaan untuk mendukung pemulihan domestik, 12,4% responden untuk mendukung aktivitas investasi, dan 5,4% responden untuk tujuan lainnya.
Berdasarkan sumber utama pemenuhan pembiayaan, sebagian besar responden masih mengandalkan pembiayaan yang bersumber dari dana sendiri atau laba ditahan sebesar 55,8%. Sumber lainnya dari penambahan pinjaman ke perbankan sebesar 9,3%, pinjaman dari perusahaan induk, 7%, pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, 6,2%, penjualan aset tetap non-produktif 2,3%, serta sumber pembiayaan lainnya 17,1%.
Mayoritas atau 76% responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana. Sementara itu, sebanyak 12,4% responden beralasan karena optimalisasi fasilitas eksisting, 10,1% responden beralasan biaya (suku bunga) yang lebih murah, 3,1% responden beralasan menghindari risiko nilai tukar, 1,6% responden beralasan penurunan rating surat berharga perusahaan karena pandemi, dan 17,1% responden menyampaikan alasan lainnya.
(Baca: Tak Mau Berutang, Korporasi Pilih Pembiayaan dari Dana Sendiri)