Uang beredar di masyarakat cenderung meningkat menjelang perayaan Hari Raya Natal 2024 dan tahun baru 2025.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), uang kartal di luar bank umum dan BPR pada November 2024 tembus Rp1 kuadriliun untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, seperti terlihat pada grafik.
Jumlah yang beredar di masyarakat tersebut meningkat Rp31,94 triliun (3,29%) dibanding bulan sebelumnya (month to month/mtm). Jumlah tersebut juga tumbuh Rp108,84 triliun (12,2%) dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Dalam laporan BI tersebut, likuiditas perekonomian atau sering disebut dengan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp9,18 kuadriliun pada November 2024. Nilai tersebut tumbuh 7% (yoy) didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 9,1% (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 2,3% (yoy).
Uang beredar luas (M2) terdiri atas uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham.
Berikut ini rincian uang beredar di masyarakat dalam arti luas dan sempit pada November 2024:
Uang Beredar Luas (M2): Rp9,175,8 triliun
1.Uang Beredar Sempit (M1): Rp5.157,7 triliun
1.a-Uang Kartal di Luar Bank Umum dan BPR: Rp1.002 triliun
1.b-Giro Rupiah: Rp1.820,3 triliun
1.b.-Uang Elektronik: Rp13,7 triliun
1.c-Tabungan Rupiah Ditarik sewaktuwaktu: Rp2.335,4 triliun
2. Uang Kuasi: Rp3.910,7 triliun
2.a-Simpanan Berjangka (Rp dan Valas): Rp2.947 triliun
2.b-Tabungan Lainnya (Rp & Valas) Rp277,1 triliun
2.c-Giro Valas: Rp686,6 triliun
3. Surat Berharga Selain Saham: Rp107,3 triliun.
(Baca: Uang Elektronik yang Beredar Capai Rp13 Triliun per Agustus 2024)