Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam (PTBA) mencatatkan laba bersih Rp3,8 triliun pada sembilan bulan pertama 2023 atau kuartal III 2023.
Melansir Kontan.co.id, nilai itu sebenarnya ambrol 62% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang membukukan laba bersih sebesar Rp10 triliun.
Perusahaan pelat merah ini juga mengeruk pendapatan sebesar Rp27,7 triliun. Angka ini turun 10,84% (yoy) dari sebelumnya Rp31,07 triliun. Sementara total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp36 triliun.
Dalam keterangan resminya, PTBA menyebut produksi batu bara perusahaan hingga kuartal III 2023 mencapai 31,9 juta ton, tumbuh 15,2% (yoy) yakni sebesar 27,7 juta ton.
PTBA menyebut, kenaikan produksi karena melesatnya volume penjualan batu bara sebesar 14,9% menjadi 27 juta ton. Sampai kuartal III 2023, PTBA juga mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4% (yoy). Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51%.
Satu sisi, PTBA tak menampik ada sejumlah masalah yang dihadapi. Terbesar adalah penurunan harga batu bara dan fluktuasi pasar.
"Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 33% dari US$128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$86,3 per ton pada Januari-September 2023," tulis PTBA dalam laman resminya.
Namun di sisi lain, Harga Pokok Penjualan (HPP) mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja," kata PTBA.
(Baca juga: Harga Batu Bara Acuan RI Turun 3 Bulan Berturut-turut hingga Oktober 2023)