Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai produk domestik bruto (PDB) pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk makanan dan minuman non-restoran pada 2023 mencapai Rp4,54 kuadriliun.
Angka tersebut setara 40,88% dari nilai total PDB konsumsi rumah tangga tahun 2023 yang besarnya Rp11,11 kuadriliun.
Adapun porsi PDB pengeluaran makanan meningkat 239 basis points (bps) dibanding tahun 2010 yang hanya 38,5%. Kenaikan ini merupakan yang terbesar dibanding kategori pengeluaran lain.
(Baca: Rasio Pengeluaran Makanan di 38 Provinsi RI Awal 2024)
Selama periode 2010-2023, porsi PDB pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk restoran dan hotel meningkat 103 bps menjadi 9,94%.
Kemudian porsi PDB pengeluaran kesehatan dan pendidikan naik 6 bps menjadi 6,8%, dan pengeluaran lainnya naik 3 bps menjadi 4,54%.
Di sisi lain, porsi PDB pengeluaran transportasi dan komunikasi turun 141 bps menjadi 22,22%.
Porsi PDB pengeluaran perumahan dan perlengkapan rumah tangga juga turun 125 bps menjadi 12,39%; lalu konsumsi pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya turun 85 bps menjadi 3,23%.
Berikut rincian nilai PDB harga berlaku pengeluaran konsumsi rumah tangga Indonesia pada 2023:
- Makanan dan minuman, selain restoran: Rp4,54 kuadriliun
- Transportasi dan komunikasi: Rp2,47 kuadriliun
- Perumahan dan perlengkapan rumah tangga: Rp1,38 kuadriliun
- Restoran dan hotel: Rp1,10 kuadriliun
- Kesehatan dan pendidikan: Rp755,65 triliun
- Lainnya: Rp504,45 triliun
- Pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya: Rp358,34 triliun
(Baca: Populasi Kelas Menengah Indonesia Kian Berkurang)