Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,18% ke level 7.308,67 pada penutupan perdagangan Rabu (13/11/2024).
Pilarmas Sekuritas menilai, pelemahan ini terjadi di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
"Selanjutnya pasar menilai kebijakan Trump meningkatnya kekhawatiran pasar jika blok Eropa membayar harga mahal karena tidak membeli cukup banyak ekspor dari AS dan ancaman China dengan tarif menyeluruh sebesar 60%," tulis Pilarmas Sekuritas dalam kajiannya, dilansir dari Katadata, Rabu (13/11/2024).
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor saham dalam negeri terkoreksi hari ini. Sektor barang konsumen primer turun paling dalam hingga 1,79%, diikuti sektor properti dan sektor infrastruktur yang masing-masing terkoreksi 1,56% dan 0,52%.
Sedangkan empat sektor lainnya menguat, sektor teknologi memimpin dengan kenaikan 1,35%. Lalu sektor barang konsumen non-primer dan sektor keuangan masing-masing naik 0,52% dan 0,51%.
Menurut data RTI Business, frekuensi perdagangan saham di bursa dalam negeri hari ini sebanyak 1,34 juta kali transaksi.
Total saham berpindah tangan mencapai 38,42 miliar lembar dengan nilai total transaksi Rp11,63 triliun.
Sebanyak 298 saham ditutup melemah hari ini, lalu 293 saham stagnan, dan 200 saham menguat.
Emiten berkode DSNG menjadi top loser hari ini setelah ambles 17,88%, diikuti BDKR dan SPRE yang masing-masing turun 13,67% dan 9,76%.
Di sisi lain, emiten top gainer hari ini adalah NAIK yang terbang 34,58%, diikuti TOSK dan FORU yang masing-masing naik 34,57% dan 23,86%.
Bursa saham Asia sore ini ditutup variatif. Indeks Nikkei turun 1,66% ke 38.721,69; indeks Hang Seng turun 0,12% ke 19.823,44; indeks Shanghai naik 0,51% ke 3.439,28; dan indeks Strait Times naik 0,24% ke 3.720,34.
(Baca: IHSG Menguat 0,76% di Tengah Melesunya Bursa Asia (Selasa, 12 November 2024))