Awal pekan ini (10/1/2023) Presiden Jokowi menyatakan rencana untuk menghentikan ekspor tembaga demi mendorong hilirisasi komoditas tambang nasional.
Setelahnya, harga saham sejumlah emiten pertambangan logam dan mineral tercatat menguat.
Penguatan terbesar dalam sepekan belakangan diraih PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Pada Senin (9/1/2023) harga saham MEDC masih di level Rp1.015. Kemudian pada penutupan perdagangan Jumat (13/1/2023) harganya sudah naik 12,80% ke level Rp1.145.
(Baca: Negara Tujuan Ekspor Bijih Tembaga Indonesia, Jepang Teratas)
Dalam periode sama, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menguat 5,98% dari Rp117 ke Rp124. Kemudian PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 4,37% dari Rp2.060 ke Rp2.150.
Diikuti PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) yang naik 3,17% dari Rp1.575 ke Rp1.625, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menguat 1,35% dari Rp4.440 ke Rp4.500.
Adapun menurut Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli, proyek pengembangan smelter dan hilirisasi tembaga berpotensi didukung oleh investor Tiongkok.
"Kelihatannya investornya dari Cina ya. Karena mereka butuh banyak sekali (tembaga) untuk mendukung industrialisasi," kata Rizal kepada Katadata.co.id, Kamis (12/1/2023).
"Cina unggul dalam beberapa aspek seperti pendanaan dan pengadaan teknologi yang didukung penuh oleh pemerintahnya. Teknologi smelting kita itu impor dari Cina," kata Rizal.
(Baca: Stok Tembaga RI Hanya Cukup untuk Produksi 33 Tahun)