Kasus virus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) telah terdeteksi di 83 negara di dunia hingga Jumat 24 Desember 2021. GISAID mencatat total kasus virus corona varian baru ini telah mencapai 32.963 kasus.
Britania Raya masih jadi penyumbang terbesar kasus Covid-19 varian Omicron di dunia. Totalnya mencapai 20.550 kasus atau sekitar 62,34% dari total kasus varian corona ini secara global.
Amerika Serikat menempati peringkat kedua dengan kasus Covid-19 varian Omicron terbanyak di dunia dengan total 3.367 kasus. Berikutnya, Afrika Selatan masuk daftar negara dengan jumlah kasus Omicron terbanyak ketiga di dunia sebanyak 1.629 kasus telah terdeteksi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa Omicron memiliki risiko infeksi ulang 5,4 kali lipat lebih tinggi dari varian Delta. Studi tersebut diinisiasi oleh Imperial College London (ICL) berdasarkan data Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Layanan Kesehatan Nasional terhadap orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Inggris antara 29 November-11 Desember 2021.
Maka dari itu, pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mencegah penularan virus Covid-19 termasuk varian baru corona ini. Masyarakat diimbau untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
(Baca: Israel Rajai Kasus Omicron di Asia, Indonesia Peringkat Berapa?)