Berdasarkan laporan The Global E-waste Monitor 2020, total limbah elektronik di dunia mencapai 53,6 juta metrik ton pada 2019. Dari jumlah tersebut, limbah elektronik paling banyak berasal dari Asia, yakni 24,9 juta metrik ton.
Hal tersebut mengingat jumlah penduduk di Asia yang cukup besar. Padahal, tiap orang di benua tersebut hanya membuang 5,6 kilogram limbah elektronik pada dua tahun lalu.
Eropa berada di posisi kedua karena limbah elektroniknya mencapai 12 juta metrik ton dengan masing-masing orang menghasilkan 16,2 kg. Total limbah elektronik di Amerika mencapai 13,1 metrik ton dengan tiap orang membuang 13,3 kg.
Limbah elektronik di Afrika tercatat mencapai 2,9 metrik ton dengan setiap orangnya membuang 2,5 kg. Sedangkan, buangan limbah elektronik di Oseania mencapai 0,7 metrik ton dengan jumlah per kapitanya mencapai 16,1 kg.
(Baca: Indonesia Tampung 1,4 Juta Ton Limbah Uni Eropa)
Limbah elektronik merupakan produk yang memiliki komponen listrik dengan daya atau suplai baterai yang tak digunakan kembali. Beberapa contohnya seperti kulkas, laptop, lampu dan kipas angin.