Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat sebesar 53,5 pada Juni 2021. Nilai itu turun hampir dua poin dari bulan sebelumnya dengan PMI sebesar 55,3 dan sekaligus menjadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
Melansir IHS Markit, penurunan ini terjadi karena ekspansi sektor manufaktur di Indonesia melambat akibat meningkatnya kasus baru Covid-19 di dalam negeri. Tingkat ouput dan permintaan baru pun menurun, begitu pula dengan optimisme perusahaan.
Kondisi pandemi yang memburuk juga menyebabkan pasokan bahan baku terganggu dan biayanya meningkat. Akibatnya, harga penjualan ke klien atau konsumen turut mengalami peningkatan.
(Baca: Industri Makanan Serap Tenaga Kerja Terbanyak di Sektor Manufaktur)
Skor PMI manufaktur Indonesia sempat anjlok di level 27-28 poin pada April-Mei 2020. Angka itu kemudian mulai merangkak naik di kisaran 30-40 poin pada paruh kedua tahun lalu.
Selain itu, nilainya pun semakin baik dalam delapan bulan terakhir, dengan berada di atas 50 poin. Bahkan, PMI manufaktur Indonesia dua kali berturut-turut mencatatkan rekor tertinggi sejak survei dimulai, yakni 54,6 pada April 2021 dan 55,3 pada Mei 2021.