Nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada 22 Mei 2018 telah berada di level 14.178/dolar Amerika Serikat. Sementara nilai tukar rupiah dalam asumsi makro ekonomi Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dipatok Rp 13.400/dolar Amerika Serikat (AS).
Artinya, realisasi nilai tukar rupiah saat ini terjadi selisih/terdepresiasi Rp 778 dari kurs yang dipatok dalam asumsi makro ekonomi di APBN. Selisih ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 148. Seperti diketahui, sejak 2011, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selalu lebih tinggi dari dari yang dipatok dalam APBN. Selisih nilai tukar rupiah JISDOR dan asumsi makro ekonomi yang terbesar tercatat pada 2013, yaitu mencapai Rp 1.737 sedangkan terkecil pada 2016 sebesar Rp 129.
Ketidakpastian yang melanda pasar finansial global membuat nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif pada 2018. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah ditransaksikan di Rp 14.155 yang berarti telah terdepresiasi terhadap dolar AS sebesar 4,23% sepanjang tahun ini (YTD). Pelemahan rupiah tersebut merupakan terdalam ketiga di bawah mata uang India (rupe) yang melemah 6,03% dan Filipina (peso) sebesar 4,65% terhadap dolar AS.