Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun sepanjang 2024. Nilai ini tumbuh 7,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp3.121,2 triliun.
Nilai belanja itu pun mencapai 100,8% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar Rp3.325,1 triliun, tetapi baru 98,2% dari outlook laporan semester (lapsem) yang sebesar Rp3.412,2 triliun.
Berdasarkan komponennya, belanja negara terbagi atas dua bagian, yakni belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Belanja pemerintah pusat mencapai Rp2.486,7 triliun pada 2024, tumbuh 11% (yoy) dari 2023 yang sebesar Rp2.239,8 triliun.
Belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp1.315 triliun (+14,1% yoy) dan belanja non-K/L sebesar Rp1.359,4 triliun (+7,7% yoy) pada 2024.
Sementara itu transfer ke daerah tercatat sebesar Rp863,5 triliun pada 2024. Turun 2% (yoy) dari 2023 yang sebesar Rp881,4 triliun.
"Meskipun dengan pendapatan negara yang targetnya sama, meski komposisinya berubah, namun karena belanja negara melonjak karena berbagai tambahan belanja untuk melindungi masyarakat, kami memperkirakan APBN 2024 akan mencapai defisit Rp609,7 triliun atau 2,7% dari PDB," kata Menteru Keuangan, Sri Mulyani dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Kemenkeu, Senin (6/1/2025).
(Baca juga: Defisit APBN 2024 Naik Jadi Rp507 Triliun)