Harga keekonomian LPG ukuran tabung 3 kilogram (kg) sudah jauh melampaui harga jualnya di pasaran.
Hal ini dilaporkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, dalam rapat terkait pembahasan rancangan undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin (12/9/2022).
"Untuk LPG, dari harga jual eceran tabung 3 kg (senilai) Rp12.750, saat ini harga keekonomiannya berada di Rp44.025 per tabung," kata Febrio dalam rapat tersebut.
"Dengan demikian untuk setiap LPG tabung 3 kg yang dibeli masyarakat, pemerintah atau APBN menanggung Rp31.275 per tabung, itulah besarnya subsidi yang dinikmati masyarakat," lanjutnya.
Dalam kesempatan sama Febrio juga menyinggung soal subsidi LPG yang masih belum sepenuhnya tepat sasaran. "Untuk konsumsi LPG pun 60% dari benefit itu dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu," katanya.
(Baca: Seperti BBM, Tarif Listrik RI di Bawah Harga Keekonomian)
Adapun menurut data Kementerian ESDM, LPG merupakan energi yang paling banyak dikonsumsi rumah tangga Indonesia setelah listrik.
Sepanjang tahun 2021 rumah tangga Indonesia tercatat mengonsumsi listrik sebanyak 70,29 juta barel setara minyak (barrel oil equivalent/BOE), kemudian konsumsi LPG sebanyak 69,93 juta BOE.
Gabungan angka konsumsi listrik dan LPG tersebut porsinya mencapai 94% dari total konsumsi energi rumah tangga nasional pada tahun lalu.
(Baca: Eropa Masih Bergantung pada Gas meski Harganya Mahal)