Menurut data Bank Dunia, pada Agustus 2022 harga gas alam di Eropa mencapai US$70 per million british thermal unit (mmbtu).
Harga tersebut naik sekitar 147% dibanding posisi awal tahun (year-to-date/ytd), lebih tinggi sekitar 353% dibanding setahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus paling mahal sepanjang sejarah yang tercatat oleh Bank Dunia.
Kendati mahal, pada Agustus 2022 Eropa masih bergantung pada gas alam untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayahnya.
Menurut data yang dihimpun Ember, lembaga riset asal Inggris, pada Agustus 2022 pembangkitan listrik dari gas alam di Eropa mencapai 106,2 terawatt-hours (TWh), terbesar dibanding sumber energi lain.
Setelah gas, Eropa banyak bergantung pada pembangkit listrik tenaga nuklir dan batu bara dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Adapun Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) memprediksi dalam beberapa waktu ke depan Eropa bakal meningkatkan konsumsi minyak bumi untuk kebutuhan listriknya.
"Akibat harga gas alam global yang tinggi, kami memperkirakan konsumsi minyak meningkat, khususnya di Eropa, yang mungkin beralih ke pembangkit listrik berbasis bahan bakar minyak," jelas EIA dalam laporan Short-Term Energy Outlook edisi September 2022.
(Baca: Harga Gas Mahal, Eropa Diramal Beralih ke Minyak Bumi)