Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di posisi 53,9 pada November 2021. Angka ini turun 5,8% dari bulan sebelumnya yang sebesar 57,2.
Meskipun menurun, indeks manufaktur tersebut masih dalam kondisi ekspansif karena di atas 50. Ekspansi ini didorong dari ancaman varian Delta Covid-19 yang semakin berkurang.
IHS Markit menjelaskan, produksi manufaktur Indonesia mengalami ekspansi selama tiga bulan berturut-turut. Sama halnya dengan produksi, output mengalami ekspansi selama tiga bulan berturut-turut. Output ini didukung oleh kenaikan permintaan. Kendati demikian, ekspansi output dan produksi November 2021 lebih rendah dari Oktober 2021.
Lebih lanjut, permintaan asing mengalami penurunan selama lima bulan berturut-turut. Ini disebabkan kurangnya permintaan asing dan rendahnya tingkat inventaris.
(Baca: Cetak Rekor Tertinggi, PMI Manufaktur Capai Angka 57,2 pada Oktober 2021)
Tingkat ketenagakerjaan mengalami kenaikan karena perusahaan manufaktur memperluas kapasitas tenaga kerja mereka yang sejalan dengan produksi. Namun, kenaikan permintaan dan hambatan pengiriman mendorong kenaikan pekerjaan yang belum terselesaikan.
Dari sisi harga, terdapat kenaikan harga input dan biaya output pada November 2021. Adapun sentimen bisnis secara keseluruhan masih positif, meskipun turun ke posisi terendah dalam 18 bulan terakhir.