8 Negara Beri Bantuan untuk Palestina, Uni Eropa Teratas

Ekonomi & Makro
1
Adi Ahdiat 18/10/2023 11:30 WIB
Negara yang Mengumumkan Pemberian Bantuan untuk Warga Palestina (8-17 Oktober 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Uni Eropa dan Inggris mengumumkan kebijakan pemberian dana bantuan untuk warga Palestina pada Senin (16/10/2023). Hal ini diumumkan di situs resmi pemerintah masing-masing.

Kemudian pada Selasa (17/10/2023), pengumuman bantuan serupa datang dari Islandia, negara paling damai sedunia menurut Global Peace Index.

(Baca: 11 Hari Perang Israel-Palestina, 4.300 Korban Meninggal)

Uni Eropa menyatakan siap mengucurkan dana bantuan untuk warga Palestina senilai 75 juta euro atau sekitar Rp1,2 triliun (asumsi kurs Rp16.628 per euro).

Kemudian Inggris mengumumkan bantuan 10 juta poundsterling atau sekitar Rp191,4 miliar (asumsi kurs Rp19.141 per poundsterling).

Sementara bantuan dari Islandia US$500 ribu atau sekitar Rp7,9 miliar (asumsi kurs Rp15.709 per US$).

Sebelumnya, sejak perang Israel-Palestina meletus, selama periode 8-16 Oktober 2023 sudah ada lima negara lain yang mengumumkan bantuan serupa, yaitu Uni Emirat Arab, Yordania, Kuwait, Arab Saudi, dan Skotlandia.

Lima negara tersebut bersama Islandia akan menyalurkan bantuannya melalui United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), badan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang melayani kebutuhan pengungsi di Palestina.

Sedangkan Uni Eropa akan menyalurkan bantuan lewat kerja sama dengan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF). Bantuan rencananya akan dikirim melalui penerbangan ke Mesir, lalu diteruskan ke Gaza via jalur darat.

Inggris juga menyebut akan menyalurkan bantuan lewat lembaga-lembaga mitranya, termasuk badan PBB, tanpa menyertakan penjelasan detail.

Israel Masih Tutup Jalur Bantuan

Kendati negara donatur terus bertambah, pasokan bantuan untuk warga Palestina yang umumnya dikirim melalui Mesir, belum bisa masuk ke wilayah Gaza karena diadang pihak Israel.

"Pemerintah Mesir mengatakan bahwa Israel tidak mau bekerja sama dalam pengiriman bantuan ke Gaza, sehingga menyebabkan ratusan ton pasokan bantuan tertahan," kata Reuters, Selasa (17/10/2023).

"Hingga saat ini pemerintah Israel belum membuka jalur perlintasan Rafah (kota Palestina di Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir) untuk memungkinkan masuknya bantuan dan evakuasi warga," lanjutnya.

Reuters juga melaporkan, saat ini ada ratusan ton pasokan bantuan dari berbagai organisasi non-pemerintah yang tertahan karena masalah serupa.

“Kami menunggu lampu hijau masuknya bantuan dan puluhan relawan siap kapan saja," kata tim organisasi kemanusiaan internasional Red Crescent, disiarkan Reuters, Selasa (17/10/2023).

(Baca: Warga Palestina Butuh Bantuan Rp4,6 Triliun, Mayoritas untuk Makan)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua