Menurut data Kementerian ESDM, sepanjang 2022 konsumsi bahan bakar minyak (BBM) RON 90 di Indonesia mencapai 29,68 juta kiloliter.
Konsumsi itu meningkat sekitar 27% dibanding 2021, sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam sewindu terakhir seperti terlihat pada grafik di atas.
Di Indonesia, BBM RON 90 dijual dengan beragam merek seperti Pertalite (Pertamina), BP 90 (BP-AKR), dan Revvo 90 (Vivo).
Dari ketiga merek tersebut, Pertalite merupakan BBM RON 90 yang paling murah karena disubsidi oleh pemerintah.
Pada Juni 2023, harga Pertalite dipatok Rp10.000 per liter. Sementara Revvo 90 harganya Rp11.200 per liter, dan BP90 paling mahal yakni Rp12.550 per liter.
Adapun menurut Abra Talattov, Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, murahnya harga Pertalite ini menjadi salah satu faktor penghambat adopsi kendaraan listrik.
"Sepanjang subsidi Pertalite sifatnya terbuka dan belum tertutup, ini tantangan bagi penjualan kendaraan listrik, khususnya sepeda motor," kata Abra, disiarkan Katadata.co.id (23/5/2023).
"Karena semua golongan bisa mengakses BBM Pertalite, maka penggunaan mobil dan motor konvensional masih terjangkau secara operasional," lanjutnya.
Kementerian ESDM juga mencatat, sepanjang 2022 Indonesia mengimpor BBM RON 88 dan RON 90 sebanyak 15,1 juta kiloliter.
Angka itu sangat besar, dibanding volume impor BBM RON 92 yang jumlahnya 6,39 juta kiloliter, maupun impor BBM RON 95 yang hanya 115 ribu kiloliter.
(Baca: Harga Mahal hingga Masalah Pengisian Baterai, Ini Kendala Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia)