Era orde baru berkuasa selama 32 tahun, yakni mulai 1967 hingga Mei 1998 yang diakhiri dengan mundurnya Presiden Soeharto. Selama periode tersebut, ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh 5,98%. Bahkan perekonomian Indonesia pernah mencatat level tertingginya hingga 10,92% pada 1968. Namun, di penghujung kekuasaan orde baru, ekonomi nasional terpuruk dengan mencatat pertumbuhan negatif (kontraksi) sedalam 13,13%. Capaian ini merupakan yang terburuk dalam sejarah Indonesia.
Lengsernya Presiden Soeharto yang diwarnai dengan demo mahasiswa, kerusuhan yang berlangsung secara sistematis di seluruh Indonesia serta terjadinya krisis finansial Asia membuat perekonomian domestik lumpuh. Harga-harga barang melambung dimana inflasi mencapai lebih dari 70% dan nilai tukar rupiah melemah hingga berada di atas Rp 15.000/dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya hanya sekitar Rp 2.500/dolar AS.
Akibat kerusuhan tersebut, sentra-sentra perekonomian tidak berfungsi akibat banyak yang di jarah dan dibakar. Dampaknya pengangguran meningkat menjadi 5,46% dari sebelumnya 4,96% dan angka kemiskinan kembali melambung menjadi 24,2% dari total populasi.