Berdasarkan riset Google, Temasek dan Bain & Company yang bertajuk e-Conomy SEA 2019, pangsa pasar (gross merchandise value/GMV) ride hailing (jasa layanana antar makanan dan transportasi online) di kawasan ASEAN hanya US$ 3 miliar. Namun, pada 2019 meningkat menjadi US$ 12,7 miliar dan diproyeksikan menjadi US$ 40 miliar pada 2025.
Adapun GMV ride hailing Indonesia pada 2015 baru mencapai US$ 980 juta. Lalu tumbuh menjadi US$ 5,7 miliar pada 2019 dan akan meningkat menjadi US$ 18 miliar pada 2025, terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) seperti terlihat pada grafik. Saat ini terdapat dua layanan transportasi online terbesar di Indonesia, yaitu Gojek dan Grab.
(Baca Databoks: Pangsa Pasar Grab di Indonesia dan Vietnam Lebih Besar daripada Gojek)
Sebagai informasi, jumlah pengguna aktif ride hailing di kawasan Asia Tenggara mencapai 40 juta, melonjak lima kali lipat dari 2015. Adapun pangsa pasar layanan antar makanan baru mencapai US$ 400 juta sedangkan layanan transportasi online sebesar US$ 2,5 miliar pada 2015. Namun, pada 2019 GMV layanan antar makanan telah meningkat menjadi US$ 5,2 miliar sementara transportasi online sebesar US$ 7,5 miliar. Lalu, pada 2025 layanan antar makanan online kawasan diproyeksikan menyamai GMV transportasi online, yaitu sebesar US$ 20 miliar.
(Baca Databoks: Pesanan transportasi online di kawasan Asia Tengara mencapai 8 juta kali/hari)