Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang diukur menurut produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 sebesar Rp 1.446,5 triliun pada kuartal III-2021. Nilai itu tumbuh 1,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk hotel dan restoran tumbuh paling besar, yakni 2,48% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk kesehatan dan pendidikan juga tumbuh 2,44%. Sementara, pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk perumahan dan perlengkapannya meningkat 2,29% (yoy).
Jika dibandingkan pada kuartal sebelumnya, pengeluaran konsumsi rumah tangga Indonesia terkontraksi 0,18% (quarter to quarter/q-to-q). Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk transportasi dan komunikasi mengalami kontraksi terdalam, yakni 2,53% (q-to-q).
Diikuti pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk restoran dan hotel yang mengalami pertumbuhan negatif 1,98% (q-to-q). Kemudian, pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya terkontraksi 1,49% (q-to-q).
Secara kumulatif, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Januari-September 2021 tumbuh 1,5% dibanding periode yang sama tahun lalu (cumulative to cumulative/c-to-c). Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk restoran dan hotel mencatat pertumbuhan terbesar, yaitu 4,26% (c-to-c).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh 1,89% (c-to-c). Sementara, pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk transportasi dan komunikasi tumbuh 1,69% (c-to-c).
Adapun, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 3,51% (yoy) pada kuartal III-2021. Jika dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi Indonesia juga tumbuh 1,5% (q-to-q). Sementara, PDB tumbuh 3,24% pada sembilan bulan pertama 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
(Baca: Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,51%, di Bawah Ekspektasi Sri Mulyani)