Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,51% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2021. Pertumbuhan ini di bawah proyeksi Sri Mulyani yang sebesar 4,5%.
(Baca: DKI Jakarta Sumbang Ekonomi Terbesar pada Kuartal II-2021)
Selain itu, ekonomi Indonesia melambat dari 7,07% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Namun, lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang mengalami kontraksi 3,49% (yoy).
BPS menyebutkan, sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan perdagangan memiliki andil terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini menyumbangkan 66,42% dari total PDB Indonesia pada kuartal III 2021.
Sementara dari sisi pengeluaran, 83,54% disumbangkan dari konsumsi rumah tangga dan investasi. BPS mencatat seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03% (yoy). Angka ini melambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,96% (yoy), tetapi lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang sebesar -4,05% (yoy).
Hal yang sama terjadi pada komponen investasi. Ini tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,74% (yoy). Lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang sebesar -6,48% (yoy) dan melambat dari kuartal II 2021 yang sebesar 7,54% (yoy).
Adapun, laju pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 0,66% (yoy). Angka ini melambat dari kuartal II 2021 yang sebesar 8,03% (yoy) dan kuartal III 2020 yang sebesar 9,76% (yoy).
Dari sisi perdagangan, impor dan ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi di antara komponen lainnya. Pertumbuhan impor sebesar 30,11% (yoy), melambat dari kuartal II 2021 yang sebesar 31,72% (yoy) dan naik dari kuartal III 2020 yang sebesar -23% (yoy).
Pertumbuhan ekspor barang dan jasa sebesar 29,16% (yoy). Angka ini melambat dari kuartal II 2021 yang sebesar 31,98% (yoy) dan naik dari kuartal III 2020 yang sebesar -11,66% (yoy).