Ternyata nilai tukar rupiah tidak hanya melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Adanya ketidakpastian global seiring masih adanya ruang bagi bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya pada akhir 2017 serta turunnya suku bunga Bank Indonesia BI 7-day Rate membuat rupiah terdepresiasi terhadap mata uang dunia lainnya. Dengan turunnya suku bunga BI membuat potensi keuntungan riil investasi di Indonesia setelah dikurangi inflasi akan turun.
Berdasarkan data kurs tengah BI nilai tukar rupiah pada Senin (23/10) berada di level Rp 15.931,38 per euro, yang berarti melemah12,5 persen dari posisi akhir 2016, yakni Rp 14.161,55 per euro. Pelemahan rupiah ini merupakan yang terdalam dibanding terhadap mata uang lainnya, termasuk terhadap dolar AS. Rupiah juga terdepresiasi atas dolar Australia sebesar 8,84 persen, melemah 8,7 persen terhadap bath Thailand, dan 8,19 persen atas pound sterling Inggris.
Sementara terhadap dolar AS, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini hanya melemah tipis 0,74 persen ke posisi Rp 15.535 per dolar AS dibanding posisi 30 Desember 2016, yakni Rp 13.436.