Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia anjlok pada perdagangan perdana setelah libur panjang Idul Fitri 2022 sebagai respon dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1%.
IHSG tumbang 319,16 poin (4,42%) ke level 6.909,751 pada perdagangan Senin (9/5/2022) dibandingkan dengan posisi 28 April 2021. Kejatuhan IHSG tersebut merupakan yang terdalam sejak 11 September 2020 dan menyeret IHSG berada di bawah level psikologis 7.000 untuk pertama kalinya sejak 24 Maret 2022.
Para investor melepas portofolionya di bursa Jakarta di tengah kekhawatiran suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat. Pasalnya, inflasi di Negeri Paman Sam itu telah mencapai 8,5% (year on year/yoy) per Maret 2022, sehingga memberikan ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Juni dan Juli 2022.
(Baca: Bursa Saham Regional Rontok Terimbas Suku Bunga The Fed)
Selain itu, harga-harga saham di bursa Jakarta juga sudah naik cukup kencang. Hal ini dapat dilihat IHSG yang sudah naik 9,84% sepanjanga tahun ini (year to date/ytd). Jika dibandingkan dengan posisi 28 April 2021, IHSG bahkan telah naik 21% (yoy).
Sementara, bursa regional sebagian besar memerah dalam setahun terakhir, kecuali bursa Vietnam dan India yang masih mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 12,41% (yoy) dan 10% (yoy).