Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kompak menguat tiga hari berturut-turut menjelang akhir pekan ini. IHSG melaju 0,12% dari 6.274,67 pada perdagangan Kamis (8/8) ke level 6.282,13 pada perdagangan Jumat (9/8). Adapun rupiah menguat 0,13% menjadi Rp 14.190/US$ dari perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp 14.208/US$.
Semakin positifnya laju IHSG dan rupiah menunjukkan meredanya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta stabilnya nilai tukar yuan Tiongkok. Selain itu, sentimen internal berupa pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang membuka peluang penurunan suku bunga acuan turut memengaruhi penguatan rupiah.
Sejak awal Agustus, IHSG dan rupiah melemah setelah Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell tidak memberikan kepastian akan adanya pemangkasan lanjutan atas suku bunga acuannya pada semester II 2019. Pelemahan ini berlanjut hingga Senin (5/8).
Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengemukakan, ancaman matinya listrik secara bergiliran setelah peristiwa listrik mati, Minggu (4/8), menambah kekhawatiran investor di saat mayoritas bursa saham dunia terkoreksi. Selain itu, sentimen negatif yang dipicu devaluasi yuan ke level 7 yuan/US$ juga membuat rupiah dan IHSG terseret ke zona merah.
(Baca Databoks: Sentimen Yuan, Dua Hari Berturut-turut IHSG Jatuh ke Zona Merah)