Berdasarkan SiPongi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) luas kebakaran hutan periode 1 Jan-15 Sep 2019 mencapai 328.722 ha. Adapun jumlah titik panas (hotspot) menurut pantauan satelit Terra/Aqua (LAPAN) >= 80% mencapai 14.352 titik.
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi mengalami karhutla terluas sepanjang 2019, yakni mencapai 108 ribu ha atau sekitar 33% dari total kebakaran tahun ini. Alhasil, NTT terlihat paling gelap dibanding dengan provinsi lainnya di peta. NTT yang sebelumnya bukan kontributor karhutla, pada tahun ini justru menjadi penyumbang terbesar kebakaran. Sementara itu, provinsi dengan karhutla terbesar kedua adalah Riau, yakni mencapai 49 ribu ha dan ketiga adalah Kalimantan Tengah dengan luas 45 ribu ha.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan berdampak terhadap kerusakan lingkungan, mengganggu kesehatan, serta aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran menurunkan kualitas udara di sekitar wilayah yang mengalami kebakaran maupun wilayah lainnya. Bahkan, asap kebakaran dirasakan juga hingga ke negara tetangga.