Sejak tahun 1980 sampai 2007, ada banyak perusahaan teknologi di Amerika Serikat (AS) yang melakukan penawaran saham perdana ke publik (IPO) dengan median usia perusahaan kurang dari 10 tahun.
Namun, dalam satu dekade terakhir, median usia perusahaan teknologi AS yang melakukan IPO cenderung bertambah hingga mencapai 10 tahun atau lebih.
Hal ini diungkapkan Jay R. Ritter, ahli ekonomi dan peneliti IPO dari Universitas Florida, AS.
Penelitian Ritter menunjukkan bahwa sekarang emiten-emiten teknologi AS cenderung bertahan sebagai perusahaan privat untuk waktu yang lebih lama, ketimbang beberapa dekade lalu.
Pada 2011 misalnya, perusahaan teknologi AS yang melantai di bursa memiliki median usia 10 tahun.
Kemudian di tahun-tahun berikutnya usia perusahaan yang IPO cenderung meningkat seperti terlihat pada grafik, hingga median usianya mencapai 12 tahun pada 2021.
Padahal, menjelang berakhirnya gelembung dot-com pada akhir 1990-an, median usia emiten teknologi AS diperkirakan hanya 4 tahun.
Kemudian pada 2009, setelah terjadinya krisis finansial global, median usia emiten teknologi diperkirakan melonjak hingga 14 tahun, tertinggi sejak Ritter memulai pengumpulan data pada 1980.
Adapun sejak awal 2022 ada banyak saham perusahaan teknologi AS yang jatuh berguguran. NASDAQ, bursa saham AS yang berisi banyak perusahaan teknologi, sudah mencatatkan penurunan indeks sekitar 28% sejak awal tahun sampai 12 Mei 2022 (year-to-date/ytd), terparah sejak krisis keuangan 2008.
(Baca: Saham Raksasa Teknologi AS Berguguran, Netflix Paling Boncos)