Sejak awal 2022 saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) jatuh berguguran.
NASDAQ, bursa saham AS yang berisi banyak perusahaan teknologi, sudah mencatatkan penurunan indeks sekitar 28% sejak awal tahun sampai 12 Mei 2022 (year-to-date/ytd), terparah sejak krisis keuangan 2008.
Di antara saham perusahaan raksasa teknologi di AS, Netflix mencatatkan penurunan paling signifikan, yaitu anjlok 70,82% (ytd).
Kemudian Meta, perusahaan induk Facebook, mengalami penurunan harga saham sebesar 43,51% (ytd). Pada 2021 lalu, jumlah pengguna Facebook tercatat berkurang untuk pertama kalinya selama 18 tahun beroperasi.
Saham Tesla juga turun sebesar 39,3% (ytd). Penurunan besar-besaran sempat terjadi ketika CEO-nya Elon Musk memutuskan membeli saham Twitter pada penghujung April 2022.
Menurut analisis yang dilansir TIME pada Rabu (11/5/2022), harga saham teknologi AS terus turun karena tiga alasan utama. Alasan pertama adalah berkurangnya kinerja dan pendapatan, seperti yang terjadi pada Facebook dan Netflix.
Alasan kedua adalah kenaikan suku bunga bank sentral AS akibat inflasi tinggi. Naiknya suku bunga akan mempersulit rumah tangga dan korporasi dalam meminjam uang, sehingga dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Alasan terakhir adalah munculnya ancaman resesi. Pada April 2022, Deutsche Bank memprediksi resesi besar-besaran dapat terjadi di AS pada tahun depan.
(Baca Juga: Bursa Saham Regional Rontok Terimbas Suku Bunga The Fed)