Menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS), adopsi teknologi komputasi awan (cloud computing) di lembaga publik Indonesia masih rendah.
Padahal, riset CSIS menemukan bahwa layanan cloud dapat berkontribusi hingga Rp35 triliun untuk perekonomian Indonesia.
CSIS menghitung bahwa peningkatan produktivitas dari penggunaan cloud atau total factor productivity (TFP) di sektor publik sebesar 2% bisa meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga 0,03%.
Kemudian peningkatan 10% TFP di sektor publik bisa meningkatkan PDB sebesar 0,15%.
Adapun peningkatan 10% TFP di sektor publik, sektor pendidikan, dan kesehatan swasta dapat meningkatkan PDB hingga 0,37%.
"Peningkatan produktivitas dari penggunaan cloud di sektor publik juga dapat menciptakan 95 ribu lapangan kerja," jelas CSIS dalam laporannya.
CSIS melakukan riset ini dengan melibatkan 169 sampel lembaga publik. Rinciannya, sebanyak 21 sampel berasal dari pemerintah pusat, 67 dari pemerintah daerah, 47 dari sektor pendidikan, dan 34 dari sektor kesehatan.
Riset dilakukan pada 21 Februari-11 Maret 2022 di lima wilayah Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Gorontalo.
(Baca: Mulai Banyak Lembaga Pemerintah Gunakan Teknologi Cloud, Apa Dampak Positifnya?)