Jumlah BUMN Indonesia Terus Berkurang hingga 2024

Akbar Ridwan 23/12/2025 18:13 WIB

Bagikan URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia mengalami tren penurunan selama periode 2020-2024.

Jumlah Badan Usaha Milik Negara/BUMN Indonesia (2020-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Jumlah BUMN Indonesia Terus Berkurang hingga 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Badan Usaha Milik Negara/BUMN Indonesia (2020-2024)

Unduh

Sumber

A Kecil
A Sedang
A Besar

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia konsisten menurun selama periode 2020-2024.

Pada 2020, jumlah BUMN tercatat sebanyak 111 perusahaan. Unitnya kemudian menjadi 95 pada 2021, 77 pada 2022, 70 pada 2023, dan 68 pada 2024.

Jumlah pada 2024 itu merosot hingga 38,74% dibanding 2020.

Dari 68 perusahaan BUMN yang tersisa, 64 di antaranya berada di bawah Kementerian BUMN dan sisanya di bawah Kementerian Keuangan.

(Baca: Aset dan Utang BUMN Karya Kuartal III 2025, WSKT Terbesar)

Menurut BPS, pengurangan sebanyak dua unit pada 2024 dibanding 2023 terjadi karena restrukturisasi BUMN.

“Melalui pembentukan holding, penggabungan dan akuisisi BUMN, sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing BUMN,” jelas BPS.

Berdasarkan jenis perusahaan BUMN, pada 2024, ada 10 BUMN berbentuk persero terbuka, 46 BUMN persero, dan 12 BUMN perum.

“Sektor industri pengolahan, keuangan dan asuransi serta transportasi dan pergudangan merupakan sektor usaha yang paling banyak ditekuni oleh perusahan penyumbang penerimaan negara,” kata BPS.

(Baca: Utang BUMN Karya Berkurang pada Kuartal III 2025)

Editor : Erlina Fury Santika