Wirausaha sosial atau social enterprise di Indonesia semakin berkembang selaras dengan terbangunnya kesadaran mempercepat perubahan sosial atau bahkan menjaga lingkungan.
Riset British Council yang dipublikasikan International Labour Organization (ILO) memperkirakan terdapat 342 ribu wirausaha sosial pada 2018. Namun, baru 2.000 di antaranya yang sudah teridentifikasi pada tahun tersebut.
Adapun tiga sektor terbanyak wirausaha sosial di antaranya industri kreatif sebesar 22% dari total wirausaha sosial; pertanian dan perikanan 16%; dan pendidikan 15% pada 2018.
British Council menjelaskan bahwa pada 2017, sektor kreatif berkontribusi lebih dari 7% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan mempekerjakan sekira 15,9 juta orang.
"Pada 2020, kami memperkirakan bernilai sekira Rp1,924 triliun (sekitar US$130 juta). Sektor wirausaha sosial berpotensi berkontribusi terhadap 1,9% PDB," tulis British Council dalam laporan Supporting Social Enterprises in Indonesia 2021.
Dengan kontribusi sebesar itu, British Council pun menghitung estimasi pendapatan setiap wirausaha sosial mencapai US$57 ribu per tahun atau Rp895,07 juta (asumsi kurs Rp15.703 per US$). Angka ini didapat dari rerata pendapatan 64% responden wirausaha sosial dengan skala mikro.
British Council juga memprediksikan pendapatan seluruh wirausaha sosial Indonesia bisa mencapai US$19,6 miliar atau Rp307,77 triliun.
Di samping mendulang pendapatan sebesar itu, ada juga beberapa pihak yang mendapat manfaat dari wirausaha sosial, yakni masyarakat sebesar 63%; perempuan 48%; dan anak muda 44%.
"Usaha kreatif dan sosial menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi perempuan, generasi muda, penyandang disabilitas, komunitas, dibandingkan dengan usaha lain di Indonesia," tulis tim riset.
British Council melihat jumlah wirausaha sosial yang didirikan di Indonesia sebenarnya mulai meningkat secara stabil pada 2012, namun pada 2021 pun mengalami peningkatan secara signifikan. Dilihat dari demografi, wirausaha sosial lebih banyak dpimpin anak muda berusia 25-34 tahun.
"Bangkitnya wirausaha sosial di Indonesia juga merupakan kabar baik bagi kesetaraan gender. Tenaga kerja wirausaha sosial diperkirakan terdiri dari 69% perempuan," kata tim riset.
(Baca juga: Indeks Kemudahan Berbisnis Indonesia, Apa yang Perlu Ditingkatkan?)