Menurut data Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel), volume timbulan sampah di kota tersebut cenderung meningkat selama 2020-2024.
Pada 2020, volume timbulannya sebanyak 390,75 ribu ton. Setahun setelahnya turun menjadi 291,65 ribu ton.
Volume timbulan konsisten meningkat tahun-tahun berikutnya. Berikut rinciannya:
- 2020: 390.753,87 ton
- 2021: 291.659,27 ton
- 2022: 355.009,43 ton
- 2023: 369.177,50 ton
- 2024: 414.750 ton
Dari volume tahunan itu, Pemkot Tangsel menghitung rata-rata timbulan sampah harian, hasilnya berkisar 799-1.100 ton setiap tahun per hari. Berikut rinciannya:
- 2020: 1.070 ton
- 2021: 799 ton
- 2022: 972 ton
- 2023: 1011 ton
- 2024: 1.136,30 ton.
(Baca: Jejak Sampah Sungai di Jakarta Sepanjang 2024)
Sampah Menumpuk di Jalanan, DLH Tangsel Pilih Tutup Pakai Terpal
Tumpukan sampah terlihat di beberapa titik di Kota Tangerang Selatan pada pertengahan Desember lalu, seperti di bawah flyover Ciputat dan Puskesmas Serpong. Pemerintah Kota Tangerang Selatan kemudian menutup tumpukan sampah dengan terpal dan menyemprotkan cairan khusus untuk meminimalisasi bau tak sedap.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel Bani Khosyatullah mengatakan, langkah tersebut merupakan penanganan sementara sambil memastikan proses pengangkutan dan pengelolaan sampah berjalan optimal.
“Penutupan dengan terpal dan penyemprotan ini kami lakukan agar dampak bau dapat ditekan, khususnya bagi warga di sekitar lokasi. Ini adalah bagian dari penanganan cepat agar situasi tetap terkendali dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Bani dalam keterangan resmi, dikutip Senin (15/12/2025).
(Baca Katadata: Sampah Menumpuk di Jalanan, DLH Tangsel Pilih Tutup Pakai Terpal)
Ia menambahkan, penyemprotan dilakukan menggunakan cairan ramah lingkungan yang berfungsi menekan aroma tidak sedap sekaligus menjaga kebersihan area sekitar tumpukan sampah. Petugas juga terus disiagakan untuk memantau kondisi lapangan secara berkala.
Tumpukan sampah ini terjadi setelah TPA Cipeucang ditutup sementara dalam rangka perbaikan. Upaya perbaikan ini merupakan respons pemerintah Kota Tangerang Selatan atas protes masyarakat yang semakin terdesak sampah dan air lindi dari lokasi tersebut.
Berbagai upaya perbaikan yang tengah dilakukan adalah penataan landfill 3 dengan metode terasering di anak kali Cirompang, serta pembangunan beronjong. DLH juga membuka akses jalan menuju landfill 4, pembebasan lahan untuk Material Recovery Facility (MRF) atau fasilitas pengolahan sampah modern.
“Kami mohon dukungan masyarakat. Dengan kolaborasi bersama, persoalan sampah ini bisa kita atasi secara bertahap dan berkelanjutan,” kata Bani.
(Baca: Sederet Isu Lingkungan yang Perlu Diselesaikan Pemerintah menurut Warga RI)