Menurut data Climate Watch, sepanjang 2020 dunia menghasilkan emisi gas rumah kaca sebanyak 47,5 gigaton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2e), dan 75%-nya berasal dari sektor energi (35,48 Gt CO2e).
Kemudian 12% emisi gas rumah kaca global pada 2020 berasal dari sektor pertanian (5,87 Gt CO2e), 6,6% dari proses industri (3,13 Gt CO2e), 3,5% dari sampah (1,65 Gt CO2e), dan 2,9% dari penggunaan lahan dan sektor kehutanan (1,39 Gt CO2e).
(Baca: Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022)
Secara kumulatif, emisi gas rumah kaca global pada 2020 berkurang 4,8% dibanding 2019.
Penurunan emisi tersebut disebabkan karena situasi pandemi Covid-19, yang memicu pembatasan aktivitas industri dan mobilitas masyarakat di berbagai belahan dunia.
"Berkurangnya penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi menyumbang 50% lebih dari total penurunan emisi global pada 2020," kata International Energy Agency (IEA) dalam laporan CO2 Emissions in 2020.
Namun, menurut data terbaru IEA, dalam dua tahun terakhir emisi dari sektor energi dan aktivitas industri global sudah meningkat lagi, seiring dengan meredanya pandemi.
"Emisi karbon dioksida dari pembakaran energi dan proses industri global meningkat pada 2022, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang sejarah," kata IEA dalam laporan CO2 Emissions in 2022.
(Baca: Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru)