42 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 8 Maret 2024)

Demografi
1
Irfan Fadhlurrahman 08/03/2024 09:06 WIB
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 42 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 92 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (8/3/2024) pukul 08.50 WIB. Dari 42 titik panas terdeteksi, 41 titik skala sedang dan 1 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Ada Hampir 300 Bencana Alam sampai Pertengahan Februari 2024)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 9 titik. Sulawesi Tengah menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 8 titik. Kalimantan Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 8 titik panas.

Sebanyak 5 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Jawa Tengah menyusul dengan 4 titik panas, serta Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara masing-masing memiliki 2 dan 2 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Banjir Mendominasi Bencana Alam di Indonesia pada Awal 2024)

Data Populer
Lihat Semua