KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 116 Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 12 Maret 2024)

Demografi
1
Irfan Fadhlurrahman 12/03/2024 08:56 WIB
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 116 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 95 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (12/3/2024) pukul 08.47 WIB. Dari 116 titik panas terdeteksi, 1 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 113 titik skala sedang, dan 2 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Banjir Mendominasi Bencana Alam di Indonesia pada Awal 2024)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 54 titik. Kalimantan Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 15 titik. Kepulauan Riau berada di posisi ketiga sebanyak 11 titik panas.

Sebanyak 7 titik panas terdeteksi di Aceh, Sulawesi Selatan menyusul dengan 6 titik panas, serta Sulawesi Tengah dan Jambi masing-masing memiliki 6 dan 4 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Banjir Dominasi Bencana Alam di Indonesia Akhir Februari 2024)

Data Populer
Lihat Semua