Harga emas cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga menjadi salah satu aset investasi yang diminati banyak orang.
Hal ini terlihat dari data PT Aneka Tambang (Antam). Dalam lima tahun terakhir, harga emas Antam tercatat tumbuh 60,7%, dari Rp670.000/gram (4 Mei 2018) menjadi Rp1.077.000/gram (4 Mei 2023).
Kendati nilainya cenderung meningkat, harga emas tidak kebal terhadap fluktuasi.
Sejak 2018 sampai sekarang, harga emas Antam sempat mengalami beberapa kali periode penurunan. Salah satunya terjadi pada awal pandemi, ketika harga emas Antam turun dari Rp972.000/gram (4 April 2020) menjadi Rp875.000/gram (9 Juni 2020).
Namun, penurunan itu tampaknya tidak signifikan dibanding kenaikan harga yang terjadi setelahnya.
Dalam lima tahun terakhir, penurunan harga emas Antam biasanya disusul penguatan harga yang lebih dominan, seperti terlihat pada grafik di atas.
(Baca: Ini Gambaran Kenaikan Harga Emas dalam 10 Tahun Terakhir)
Adapun dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2023, Bank Dunia memproyeksikan harga emas secara global akan membaik pada tahun ini.
"Harga emas (London) diperkirakan mencapai rata-rata USD 1.900 per troy ons pada 2023, sekitar 6% lebih tinggi dibanding 2022," kata Bank Dunia dalam laporannya.
Menurut Bank Dunia, peningkatan harga emas tahun ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai dolar Amerika Serikat, laju inflasi tinggi, serta perang Rusia-Ukraina yang terus berlanjut.
Kondisi itu diasumsikan bakal mendorong investor untuk membeli emas, aset investasi yang dianggap berisiko rendah.
"Dalam jangka panjang, laju inflasi dan tingkat suku bunga akan menjadi faktor kunci yang mempengaruhi harga emas," kata Bank Dunia.
(Baca: Bank Dunia Prediksi Harga Emas Naik pada 2023, Turun pada 2024)