Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras seberat 4,52 juta pada 2024. Volumenya melonjak 47,5% dari tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebanyak 3,06 juta ton.
Pada 2024, Thailand menjadi pengimpor terbesar dengan volume 1,36 juta ton atau 30,19% dari total impor beras sepanjang 2024.
Lalu disusul pasokan beras dari Vietnam sebanyak 1,12 juta ton (27,62%), Myanmar 831,38 ribu ton (18,49%), Pakistan 803,84 ribu ton (17,79%), dan India 246,59 ribu ton (5,46%).
Sementara, impor beras gabungan dari negara-negara lainnya seberat 25,13 ribu ton atau menyumbang 0,56% dari total impor beras nasional.
BPS mendata, impor beras pada tahun lalu didominasi oleh jenis beras tengah giling atau digiling seluruhnya (HS 10063099). Volumenya mencapai 3,39 juta ton, setara 88,23% dari total impor beras.
Indonesia juga mengimpor beras patah atau broken rice (HS 10064090) dengan porsi 11,28% dan jenis beras lainnya 0,49%).
Adapun secara tren, volume impor beras RI pada 2024 menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir atau sejak 2019. Pada 2019, impor beras hanya seberat 44,51 ribu ton.
Kemudian pada 2020 meningkat menjadi 359,29 ribu ton; 2021 sebanyak 407,74 ribu ton; 2022 mencapai 429,21 ribu ton, dan mulai menanjak signifikan pada 2023 menjadi 3,06 juta ton.
(Baca: Harga Beras Kualitas Medium I di Maluku Termahal Se-Indonesia (Selasa, 7 Januari 2025))