Transparency International Indonesia (TII) mengidentifikasi sejumlah latar dari jajaran direksi dan komisaris perusahaan-perusahaan sawit di Indonesia.
Sebanyak 33 dari 50 perusahaan sawit atau setara 66% yang diteliti, memiliki direksi dan komisaris yang tergolong sebagai Politically-Exposed Persons (PEPs) atau orang populer secara politis. Sedikitnya ada 80 orang tersebar di 33 perusahaan tersebut.
TII membeberkan, latar belakang jalur birokrasi dan orang yang pernah atau sedang memegang jabatan strategis memiliki jumlah yang paling banyak. Angka kedua kategori itu sama, yakni 19 orang.
Selanjutnya diisi oleh orang-orang yang dekat atau berkerabat dengan PEPs, orang populer, sebanyak 15 orang. Lalu ada 13 orang berlatar belakang aparat penegak hukum.
Selain itu, latar belakang militer dan terafiliasi dengan oligarki masing-masing dengan jumlah yang sama, yakni 7 orang.
(Baca juga: Pengangkatan Komisaris BUMN Lebih Banyak Pakai Pertimbangan Politis)
TII menilai, pengidentifikasian terhadap kehadiran orang populer ini menjadi penting sebab berpeluang meningkatkan praktik korupsi.
"Mengingat hadirnya orang yang sedang atau pernah memiliki kewenangan publik dalam struktur perusahaan bisa saja membuka lebar peluang terjadinya praktik korupsi, pencucian uang, maupun konflik kepentingan," tulis TII.
TII menghimpun data ini tak hanya lingkup perusahaan induk, melainkan hingga anak perusahaan sawit. TII juga memberi skor pada penilaian PEPs.
Hasilnya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk mendapat skor tertinggi, yakni 7,2 poin dari skala 1-10. Adapun PEPs yang menjadi direksi dan komisaris di perusahaan itu mencapai 6 orang. Selain itu, PT Multi Agro Gemilang Plantations Tbk juga memiliki kuantitas yang sama, yakni 6 PEPs. Namun, skor Multi Agro sebesar 1,2 poin.
Pengumpulan dan analisis data perusahaan dilakukan sepanjang bulan Agustus-November 2022.
(Baca juga: Kantongi Skor Transparansi Hanya 3,50 Poin, Bagaimana Kondisi Perusahaan-perusahaan Sawit Indonesia?)