Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas 597 pekerja migran Indonesia (PMI) melalui skema government to government (GTG) ke Korea Selatan yang berlangsung di Hotel El Royale, Jakarta, Senin (17/10/2022).
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku senang dengan pelepasan tersebut karena PMI yang diberangkatan adalah sumber daya manusia (SDM) dengan kompetensi, ketrampilan, pendidikan, dan semangat tinggi.
“Saya liat tadi semangatnya (para PMI) betul-betul sebuah semangat yang optimis. Saya senang karena suadara-saudara ini disiapkan, ada pembekalan, tujuannya jelas,” ujar Jokowi seperti dalam siaran pers resmi Sekretariat Negara.
Presiden juga mengaku senang karena saat ini makin banyak permintaan PMI melalui skema lain, seperti private to private dan business to business.
Untuk itu, Presiden memintan kementerian/lembaga terkait, yakni Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menyiapkan permintaan tersebut sehingga tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri betul-betul memiliki ketrampilan baik.
Berdasarkan data BP2MI, penempatan PMI ke Korea Selatan mencapai 8.304 ribu pekerja sepanjang periode Januari-September 2022. Jumlah penempatan PMI di Negeri Ginseng tersebut porsinya mencapai 6,76% dari total penempatan PMI dalam 9 bulan pertama tahun ini, yakni sebanyak 122.870 pekerja.
Hong Kong adalah negara tujuan utama penempatan PMI sepanjang periode Januari-September 2022, yakni mencapai 42.152 pekerja (34,31%). Diikuti Taiwan sebanyak 30.363 pekerja (24,71%), serta Malaysia sebanyak 17.854 pekerja (14,53%).
PMI dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) merupakan yang terbanyak yang dikirim ke luar negeri. Berikut ini penempatan PMI menurut jenjang pendidikan sepanjang periode Januari-September 2022:
- Pasca Sarjana: 29 pekerja
- Sarjana: 1.464 pekerja
- Diploma: 3.248 pekerja
- SMU: 57.525 pekerja
- SMP: 38.598 pekerja
- SD: 22.006 pekerja
(Baca: Ini Negara Asal Remitansi Pekerja Migran Indonesia Terbesar Semester I 2022)