Serangan Rusia ke Ukraina meningkatkan ketakutan di pasar finansial global. Ini tercermin dari naiknya indeks volatilitas (Volatility Index/VIX) pasca invasi tersebut.
Berdasarkan data Yahoo Finance, indeks volatilitas berada di level 35,13 pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022. Angka tersebut turun 3,62% dari penutupan sehari sebelumnya.
Namun, jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, indeks volatilitas atau sering disebut dengan “indeks ketakutan” telah melonjak 2 kali lipat atau 104% (Year to Date/YTD). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi 8 Maret 2021, indeks ketakutan tersebut telah naik 37,93% (Year on Year/YoY).
(Baca: Harga Minyak Mentah Capai Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun Terakhir)
Indeks volatilitas sempat mencapai level tertingginya dalam setahun terakhir di posisi 36,45 pada 7 Maret 2022. Pasca invasi Rusia ke Ukraina serta berbagai sanksi yang diberikan negara Barat terhadap Rusia telah meningkatkan kecemasan pasar finansial.
(Baca: Dibombardir Sanksi Negara Barat, Obligasi Pemerintah Rusia Terancam Gagal Bayar)
Para investor menarik investasinya dari aset-aset yang dianggap berisiko dan mengalihkan ke dalam aset-aset yang dianggap aman saat ini, seperti dalam dolar Amerika Serikat, komoditas emas, maupun komoditas energi. Hal ini yang membuat nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang dunia dan harga komoditas energi melonjak.
(Baca: Ketidakpastian Global Meningkat, Indeks Dolar AS Dekati Level 100)
VIX merupakan salah satu instrumen investasi derivatif yang memberikan gambaran sentimen pasar atau ketakutan pelaku pasar dalam 30 hari ke depan. Indeks volatilitas tersebut merupakan turunan dari harga opsi indeks dari perubahan harga jangka pendek dari indeks S&P 500 (SPX) dan diperdagangkan di Chicago Board Option Exchange (CBOE).