Anggrek Jadi Tumbuhan Liar dengan Penjualan Tertinggi, Berapa Nilainya?

Perdagangan
1
Reza Pahlevi 08/11/2021 17:50 WIB
Nilai Penjualan Satwa dan Tumbuhan Liar oleh Perusahaan Penangkaran 2020
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Keanekaragaman tumbuhan dan satwa liar di hutan Indonesia tidak hanya berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada, akan tetapi juga memberikan nilai ekonomi. Keindahan dan keunikan dari tumbuhan dan satwa liar memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta flora dan fauna.

Bunga anggrek menjadi tumbuhan atau satwa liar dengan nilai penjualan tertinggi selama 2020. Menurut Statistik Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar 2020, tanaman tersebut berhasil terjual 1,02 juta pohon senilai Rp 62,95 miliar.

Penjualan Ikan Arwana menjadi yang tertinggi kedua senilai Rp 35,12 miliar. Ada pun, jumlah yang terjual mencapai 25.976 ekor. Tumbuhan atau satwa liar dengan nilai penjualan tertinggi ketiga adalah koral yang ekspornya baru saja dibuka pada 2020. Ada 371.442 buah koral yang berhasil terjual dengan nilai Rp 30,93 miliar.

Keempat, penjualan kura-kura mencapai 739.105 ekor senilai Rp 9,32 miliar pada 2020. Kelima, burung murai batu terjual sebanyak 8.422 ekor dengan nilai penjualan Rp 7,07 miliar.

Secara umum, nilai penjualan tumbuhan dan satwa liar meningkat menjadi Rp 152,69 miliar pada 2020. Peningkatan ini berkat dihapusnya pembatasan ekspor koral oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada awal 2020. Keputusan tersebut pun membuat perusahaan yang bergerak di penangkaran koral dapat memulai menjual produksinya baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan P.19/Menhut-II/2005, penangkaran tumbuhan dan satwa liar adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan jenisnya. Dari 165 perusahaan yang merupakan target pencacahan Survei Perusahaan Penangkaran dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, hanya 103 perusahaan yang aktif, baik yang sudah berproduksi maupun belum berproduksi.

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua