Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04% secara bulanan (month to month/m-to-m) dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,53 pada September 2021. Ini merupakan deflasi pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir dan yang kedua kalinya sepanjang 2021.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga dari beberapa kelompok pengeluaran. Makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami defalsi sebesar 0,47%. Kemudian, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,01%.
Sementara, kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi. Kelompok pakaian dan alas kaki tercatat mengalami inflasi tertinggi hingga 0,27%.
Posisinya diikuti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi 0,08%. Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,2%.
Inflasi di kelompok kesehatan sebesar 0,12%, transportasi 0,07%, rekreasi, olahraga dan budaya 0,11%. Lalu, kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,1%, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,25%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,04%.
Deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo, yakni 0,9% dengan IHK 105,94. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang, yakni 0,6% dengan IHK sebesar 104,98.
Adapun, tingkat inflasi Indonesia secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,6% pada September 2021. Sementara, tingkat inflasi secara tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 0,8%.
(Baca: Tingkat Inflasi Bulanan Indonesia Sebesar 0,03% pada Agustus 2021)