Produksi logam tanah jarang (rare earth) sepanjang tahun lalu mencapai 170 ribu metrik ton, meningkat 28,8% dibandingkan 2017 sebesar 132 ribu metrik ton. Menurut data US Geological Survey, Tiongkok merupakan produsen logam tanah jarang terbesar dunia dengan produksi 120 ribu metrik ton pada 2018.
Logam tanah jarang menjadi komoditas yang banyak dibicarakan di saat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memanas. Pasalnya, Tiongkok mengancam akan memangkas ekspor logam tersebut ke AS.
Logam tanah jarang seperti neodimium atau praseodimium banyak digunakan di industri elektronik, seperti pada produksi telepon seluler, kamera digital hingga kendaraan listrik dan hibrid. Tiongkok saat ini mendominasi pasokan logam tanah jarang dunia dengan pangsa pasar sebesar 70,6%. Produsen terbesar lainnya adalah Australia sebanyak 20 ribu metrik ton dan AS sebanyak 15 ribu metrik ton.