Menurut laporan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak tahun 2020 sampai September 2024 realisasi investasi bidang hilirisasi di Indonesia sudah mencapai Rp1.245,8 triliun.
Nilai tersebut setara dengan 22,18% dari total investasi yang masuk ke Indonesia dalam periode sama.
(Baca: Proyeksi Permintaan Mineral untuk Transisi Energi Global)
Sepanjang 2020—September 2024 investasi hilirisasi paling banyak masuk ke sektor mineral, yakni Rp759,83 triliun. Aliran modal ini terbagi untuk smelter nikel, tembaga, bauksit, dan timah.
Berikutnya ada investasi hilirisasi di sektor kehutanan, khususnya industri pulp dan paper, senilai Rp196,99 triliun.
Diikuti investasi hilirisasi di sektor minyak dan gas, khususnya petrokimia, Rp139,61 triliun; sektor pertanian, khususnya minyak sawit mentah/oleokimia, Rp130,23 triliun; dan ekosistem kendaraan listrik, khususnya baterai, Rp19,14 triliun.
Adapun Presiden RI 2024-2029, Prabowo Subianto, berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi atau pengolahan komoditas mentah nasional.
"Dalam menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki," kata Prabowo usai dilantik sebagai Presiden, dalam pidato kenegaraan pertamanya di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
(Baca: Ini 4 Program Prabowo-Gibran yang Banyak Disetujui Publik)