Menurut International Energy Agency (IEA), ada 6 jenis mineral utama yang dibutuhkan untuk mendukung transisi energi, yaitu tembaga, grafit, nikel, litium, kobalt, dan logam tanah jarang.
Mineral tersebut berfungsi sebagai bahan baku pembuatan teknologi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, kendaraan listrik, baterai, dan sebagainya.
IEA memproyeksikan volume permintaan tembaga untuk transisi energi secara global akan mencapai 11,98 juta ton pada 2040, naik 88% dibanding 2023.
Selama periode 2023-2040 permintaan grafit juga diperkirakan naik 446%, nikel naik 405%, litium naik 842%, kobalt naik 191%, dan logam tanah jarang naik 196%, dengan rincian volume seperti terlihat pada grafik.
IEA membuat proyeksi ini berdasarkan stated policies scenario atau skenario kebijakan negara-negara yang berlaku pada 2023.
Artinya, jika di masa depan negara-negara membuat kebijakan transisi energi baru yang lebih kuat, permintaan mineral bisa naik lebih tinggi.
"Laju transisi energi yang semakin cepat akan meningkatkan permintaan mineral secara signifikan," kata IEA dalam laporan Global Critical Minerals Outlook 2024.
(Baca: 6 Jenis Mineral Paling Dibutuhkan untuk Transisi Energi)