Menurut laporan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak tahun 2020 sampai September 2024 realisasi investasi bidang hilirisasi di Indonesia sudah mencapai Rp1.245,8 triliun.
Sekitar 61% atau Rp759,83 triliun di antaranya masuk ke sektor mineral.
(Baca: 6 Jenis Mineral Paling Dibutuhkan untuk Transisi Energi)
Investasi hilirisasi sektor mineral ditujukan untuk fasilitas pengolahan atau smelter berbagai jenis komoditas.
Aliran modal terbesar masuk ke smelter nikel dengan nilai Rp514,8 triliun, diikuti smelter bauksit Rp194,24 triliun, tembaga Rp46,77 triliun, dan timah Rp4,02 triliun.
Adapun Presiden RI 2024-2029, Prabowo Subianto, berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi atau pengolahan komoditas mentah nasional.
"Dalam menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki," kata Prabowo usai dilantik sebagai Presiden, dalam pidato kenegaraan pertamanya di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
(Baca: Proyeksi Permintaan Mineral untuk Transisi Energi Global)